Berkenalan Dengan Sorgum DSA NTB – Komoditas Pangan Nasional

02.24

Salah satu tanaman yang digadang-gadang oleh Pemerintah sebagai pengganti bahan pangan nasional adalah sorgum. Sorgum mungkin masih asing bagi sebagian orang, sebab tanaman pangan yang termasuk biji-bijian ini berasal dari Afrika. Selain itu, kita juga sudah terbiasa dengan tanaman padi sebagai bahan pangan utama nasional. Sorgum juga lebih cocok untuk di tanam di wilayah yang cenderung minim air, seperti di Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Di wilayah Jawa, sorgum bisa ditemukan di daerah yang kering seperti Wonogiri, Bojonegoro, Grobogan, hingga Tuban.

Sorgum merupakan bahan pangan yang kaya manfaat, memiliki kandungan serat yang tinggi, bebas gluten, dan kandungan nutrisi yang tidak ditemukan di sumber karbohidrat lainnya. Tak jarang sorgum sering menjadi pilihan makanan pokok atau pengganti nasi bagi orang yang sedang berdiet. Biji sorgum juga bisa diolah menjadi makanan lainnya, seperti kue, gula, tepung, kecap manis, popcorn, dan masih banyak lagi. Bukan hanya itu, selain sebagai bahan pangan untuk manusia, sorgum juga digunakan untuk bahan pakan ternak dan sebagai bahan dasar bio energi biodiesel.


Sumber foto: sorgum.id

Dapat dikatakan bahwa sorgum merupakan tanaman yang bersifat zero waste.  Hal ini karena semua bagian tanaman ini dapat dimanfaatkan dan diolah menjadi apapun. Biji sorgum dapat diolah menjadi tepung, pakan ternak, nasi, dan biskuit. Batangnya dapat diolah menjadi gula, pakan sapi, kompos, dan permen. Sementara itu, daunnya dapat diolah menjadi kompos, pewarna alami, dan keripik.

Melihat banyaknya manfaat sorgum yang digadang-gadang menjadi alternatif makanan pokok dan komoditas di Indonesia, pertanian sorgum pun kini semakin digencarkan di berbagai penjuru negeri. Salah satu daerah yang potensial di tanami komoditas sorgum adalah Nusa Tenggara Barat. Lokasi pertanian sorgum di Nusa Tenggara Barat tersebar di Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Utara, Bima, Sumbawa, Mataram, dan masih akan bertambah lagi.

“Ada dua hektare lahan yang kita siapkan untuk mengembangkan sorgum di Kabupaten Lombok Tengah dan Sumbawa.” Ujar Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB, Fathul Gani, dikutip dari Antara (14/08/2022).

Pertanian sorgum di NTB telah memberikan hasil yang positif hingga saat ini. Pasalnya sorgum dari NTB telah menembus pasar ekspor ke beberapa negara berbeda dan bernilai lebih ratusan juta . Hal ini tentu saja membanggakan karena bukan hanya menguatkan ekonomi local petani maupun warga NTB saja, tetapi juga telah berkontribusi terhadap penguatan ekonomi nasional.

Keberhasilan pertanian sorgum ini didorong oleh program Desa Sejahtera Astra (DSA) yang merupakan program PT. Astra International Tbk yang masuk dalam pilar kewirausahaan untuk membantu masyarakat mengembangkan produk-produk unggulan. Terdapat sekitar 22 Desa di NTB yang menjadi binaan Desa Sejahtera Astra dan berhasil menjadi lapangan pekerjaan bagi sekitar 1000 petani di seluruh NTB dengan konsep korporasi petani. Hal ini memberikan dampak positif dari sisi ekonomi bagi petani karena dapat menambah pendapatan bulanan mereka, menambah skill dalam mengelola pertanian sorgum, dan mampu untuk ekspor secara mandiri.


Sumber foto: radarlombok.co.id

Pada awal tahun 2022, produk unggulan Desa Sejahtera Astra dilepas untuk diekspor ke beberapa negara. Kegiatan ekspor ini merupakan implementasi kerja sama pengembangan ekspor unggulan desa dengan PT. Astra International Tbk yang tujuannya untuk meningkatkan ekspor desa ke pasar global. Program Desa Sejahtera Astra di NTB telah mampu mendorong perekonomian lokal Lombok, karena program DSA ini mendorong Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah untuk bangkit di situasi ekonomi yang sedang baik-baik saja, yakni karena hantaman pandemi Covid-19 dan dampak dari gempa bumi Lombok 2018. Dampak positif lainnya dari program Desa Sejahtera Astra sorgum ini telah mampu menyerap tenaga kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal. Khususnya bagi ibu rumah tangga yang mampu berkontribusi dan terlibat dalam proses pengolahan menjadi berbagai aneka makanan dan minuman.

Hasilnya pada panen raya awal tahun 2022, Desa Sejahtera Astra telah berhasil melakukan ekspor 10 produk olahan sorgum dengan nilai Rp700 juta. Produk olahan sorgum yang berhasil diekspor berupa keripik tempe sorgum, roll sorgum, keciput sorgum, stik bawang sorgum, beras sorgum, tepung sorgum, biskuit sorgum, gula cair sorgum kemasan botol dan sachet, serta edible spoon and fork sorgum.

“Sejak diformalkan pada 28 Juli 2021, Kemendag dan Astra berkomitmen bahwa dari sekitar 900 desa binaan Astra, minimal 100 desa harus mampu ekspor secara mandiri dan mendapatkan repeat order dalam kurun waktu dua tahun (2023).” Ujar Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi (dikutip dari Radar Lombok, 24/01/2022)

Kedepannya komoditas sorgum bukan hanya bisa dijadikan sebagai alternatif bahan pangan nasional saja, tetapi juga bisa menjadi salah satu entitas dalam ketahanan pangan nasional dalam menghadapi krisis pangan. Pertanian sorgum juga bisa dilakukan di semua daerah di Indonesia agar bukan hanya bisa memenuhi bahan pangan nasional, tetapi juga bisa dijadikan komoditas ekspor Indonesia. Mengingat bahwa terdapat tren pertumbuhan positif dalam ekspor serelia dari Indonesia dan bisa menjadi andalan di pasar global. Tidak sampai di situ saja, harapannya petani sorgum pun sejahtera dan sorgum bisa dimanfaatkan dengan baik sebagai zero waste product.

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts