Menciptakan Generasi Restorasi melalui Youth Virtual Conference 2021 #UntukmuBumiku

07.11

Pada 06 Juni 2021, aku berpatisipasi dalam acara Youth Virtual Conference 2021 dengan tema “Untukmu, Bumiku.” Acaranya sangat seru dan aku banyak belajar hal baru, serta bertemu dengan orang baru yang luar biasa keren-keren. Oiya, sebelumnya kamu udah tahu belum nih, Youth Virtual Conference itu apa? Ok, jadi Youth Virtual Conference merupakan acara yang diselenggrakan oleh Tempo Media Grup bersama orang muda Indonesia dengan 9 inspirator di berbagai bidang untuk menyuarakan keadilan iklim.



Seperti yang sudah kita tahu bahwa bumi sedang tidak baik-baik saja, pandemi Covid-19 mengepung masyarakat dunia, perubahan iklim nampak jelas terjadi yang membuat dunia mempunyai urgensi untuk menyelamatkan bumi. Oleh karena itu, sebagai orang muda Indonesia kita harus berkontribusi, menyatukan gagasan, harapan, energi, berdiskusi mengatasi masalah ini. Maka, Youth Virtual Conference menjadi wadah untuk menyatakan aspirasi dan inspirasi. Menghadirkan 9 inspirator, yaitu kak Abex (Ecotraveler), Soraya Cassandra (Kebun Kumara), Ramon Tungka (Aktor), Lasma Natalia (Perempuan Penjaga Bumi Pilihan Tempo), Kynan Tegar (Pemuda Adat Sungai Utik), Agni Pratisha (Mantan Putri Indonesia), Rara Sekar (Penyanyi), Duanyam (Green Business, Green Living), dan KPop4Planet (Pecinta K-Pop yang Peduli Lingkungan). 9 inspirator tersebut membahas bagaimana kita bisa berkontribusi menjaga bumi secara eksklusif bersama peserta terpilih.

Oiya jadi untuk berpatisipasi pada acara ini, para peserta mendaftarkan diri terlebih dahulu dan memilih ingin berdiskusi secara eksklusif bersama siapa. Saat mendaftar, kita juga harus memberikan alasan yang kuat mengapa kita mau mengikuti acara ini. Kalau aku saat itu memilih berdiskusi dengan kak Abex sang ecotraveler alasannya karena aku pribadi sangat menyukai traveling, tertarik untuk traveling sambil tetap menjaga bumi, dan ingin menambah insight baru dari sisi kak Abex bagaimana dia yang mencintai traveling (khususnya mendaki gunung) sambil tetap menjaga lingkungan.

Setelah menunggu beberapa hari, aku pun mendapat email yang menyatakan bahwa aku terpilih menjadi peserta Youth Virtual Conference. Aku senang sekali! Kemudian, aku pun bergabung di grup WhatsApp bersama para peserta lain yang memilih kak Abex juga. Seminggu sebelum acara, kak Alya selaku co fasilitator Youth Virtual Conference mengajak kami berdiskusi seputar traveling, menjaga bumi, krisis iklim, dan sejenisnya. Dari sini, aku jadi bisa menambah wawasan baru dari peserta lain yang berasal dari berbagai latar belakang dan tersebar di berbagai daerah.

Di hari-H acara, aku bertemu dengan seluruh peserta, co fasilitator, dan para inspirator secara virtual. Jadi, teknis acaranya adalah kita disatukan dalam ruang zoom, lalu dipecah ke dalam ruang-ruang yang sesuai dengan inspirator yang kita pilih. Setelah itu, kita bisa memilih ruang inspirator lain untuk ikut bergabung juga. Pokoknya seru banget deh!



Di ruang bersama inspirator yang aku pilih, yaitu kak Abex, kami pun berdiskusi. Kak Abex sendiri menceritakan pengalamannya yang sudah menyukai traveling dan mendaki gunung sejak kecil. Ketika mendaki gunung, kak Abex merasa risih dengan kebiasaan para pendaki, yaitu kebiasaan membuang sampah sembarangan. Bagi kak Abex, ketika mendaki gunung bisa dianalogikan seperti kita sedang bertamu ke rumah orang lain, maka kita harus menjaga sopan santun kita, termasuk menjaga kebersihan rumah tersebut. Oleh karena itu, ia pun mengatakan bahwa jangan sampai kita meninggalkan jejak selain telapak kaki dan jangan sampai alam ternodai dengan sampah-sampah para pendaki yang tak bertanggungjawab.

Sungguh ironi sekali melihat bahwa tren mendaki gunung saat ini karena ternyata sangat sering ditemukan para pendaki yang tak tahu diri membuang sampah sembarangan. Hal-hal kecil seperti ini jika dibiarkan pun akan menjadi hal besar. Bahkan citra pendaki Indonesia pun tercoreng di mancanegara karena kebiasaannya yang suka membuang sampah sembarangan. Traveling juga harus ada aturannya, alam harus tetap terjaga kelestariannya. Kita sebagai manusia bertanggungjawab untuk membuat bumi tetap lestari.

Setelah selesai sesi bersama kak Abex, aku pun berpindah ke ruang lain dan aku memilih ruang bersama KPop4planet. Aku juga pernah menulis tentang KPop4Planet di sini. Aku kagum pada para pecinta K-POP yang inisiatif untuk menggagas KPop4Planet. Dari sini, aku juga belajar bahwa mencintai suatu hal juga harus kritis, mencintai itu jangan apa adanya, mencintai harus saling membangun agar hal-hal yang dirasa mengganggu dapat segera diatasi. KPop4Planet merupakan manifestasi dari cinta yang tulus pada idola, tetapi tetap selaras dengan cinta pada bumi tempat yang kita pihaki. Figur-figur Kpop juga banyak yang mencintai bumi dan menjadi inspirasi untuk menggagas berbagai campaign Kpop4Planet. Sungguh keren sekali!

Acara Youth Virtual Conference menghasilkan “Manifesto Orang Muda untuk Perubahan Iklim”, yang dirumuskan oleh 223 orang muda dari seluruh Indonesia. Manifesto ini menegaskan komitmen orang muda untuk ambil bagian dalam restorasi lingkungan dan mengambil langkah antisipasi dan pencegahan dampak sosial-ekonomi perubahan iklim.








Seperti kata Robi Navicula bahwa setiap generasi punya revolusinya sendiri. Generasi saat ini punya revolusi membenahi lingkungan dan meredam dampak dari perubahan iklim. Maka kita adalah generasi restorasi yang mempunyai tanggung jawab menyebarkan semangat revolusi yang berpihak pada kelestarian bumi tempat kita berpijak. Revolusi bisa dimulai dari diri kita sendiri, dari hal kecil sekecil memulai hidup ramah lingkungan dan terus mengedukasi diri sendiri tentang pentingnya menjaga bumi. Setelah itu, kita bisa menyebarkan semangat ini pada orang sekitar. Kita bisa bergandengan tangan walaupun kita berbeda latar belakang maupun pandangan. Kita bisa bersama-sama berkontribusi menjaga bumi. Mari menyuarakan dan menyerukan pada dunia bahwa pertumbuhan bisa dan harus selaras dengan upaya menjaga dan merestorasi lingkungan.

Untukmu, Bumiku. Demi bumi yang lestari!

 

You Might Also Like

4 komentar

  1. Menarik sekali acara yang diikuti Afifah!! Yok kita jadi ecotraveler!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yuk 🙌 Terima kasih sudah membaca ya kak🤗

      Hapus
  2. Wuaaahhhhh MasyaAllah, salut anak muda yaaang bisa berkontribusi untuk bumi ini...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masya Allah 😍 Terima kasih sudah membaca kak☺

      Hapus

Popular Posts