Tradisi Azan Pitu di Masjid Agung Sang Cipta Rasa

07.24

Di Masjid Agung Sang Cipta Rasa terdapat tradisi unik yaitu azan pitu atau yang dalam bahasa Indonesia berarti azan tujuh. Azan pitu adalah tradisi mengumandangkan azan oleh tujuh orang muazin secara bersamaan. Mengapa di masjid ini azan harus dikumandangkan oleh tujuh orang? Jadi, ada banyak versi alasan dibalik dikumandangkannya azan oleh tujuh orang muazin di masjid ini. Versi yang pertama yang saya tahu dan yang beredar di masyarakat adalah pada zaman dulu terjadi wabah penyakit yang menyerang masyarakat Cirebon sampai menyebabkan meninggal dunia. Nyimas Pakungwati yang merupakan istri Sunan Gunung Jati juga terserang wabah penyakit ini. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menghilangkan wabah penyakit tersebut, tetapi tidak membuahkan hasil. Kemudian Sunan Gunung Jati mendapatkan petunjuk dari Sang Pencipta tentang cara menghilangkan wabah tersebut yaitu dengan mengumandangkan azan oleh tujuh orang muazin. Sejak saat itu wabah penyakit tersebut menghilang dan akhirnya tradisi azan pitu tetap dilestarikan.  
Versi yang kedua adalah konon katanya zaman dahulu di Masjid Agung Sang Cipta Rasa ada jin yang menungguinya, jin itu merupakan jin jahat yang bernama Menjangan Wulung. Menjangan Wulung memiliki kekuatan yang bersemayam di kubah Masjid Agung Sang Cipta Rasa, jin tersebut membuat warga resah karena jin ini membunuh siapa saja yang ingin sholat di Masjid Agung Sang Cipta Rasa. Oleh karena itu, Sunan Gunung Jati berikhtiar mencoba mengalahkan Menjangan Wulung dengan cara menugaskan seseorang untuk mengumandangkan azan, namun karena Menjangan Wulung merupakan jin yang sangat sakti sehingga tidak mudah dikalahkan dan sang muazin terbunuh. Tidak menyerah sampai situ, upaya untuk mengalahkan Menjangan Wulung terus dilakukan hingga sang Sunan menugaskan tujuh orang muazin untuk mengumandangkan azan, akhirnya terdengarlah letusan yang sangat keras yang menghempaskan kubah masjid ke angkasa sekaligus membunuh Menjangan Wulung. Nah, kisah tersebut diyakini menjadi penyebab kenapa Masjid Agung Sang Cipta Rasa tidak memiliki kubah dan masyarakat meyakini bahwa kubah masjid tersebut jatuh diwilayah Banten. Sejak saat itu, azan pitu selalu dikumandangkan setiap waktu sholat tiba.
Saat ini tradisi azan pitu masih dilestarikan, namun pada saat ini azan pitu hanya dikumandangkan pada waktu sholat jumat tiba. Tujuh orang muazin yang ditugaskan mengumandangkan azan merupakan orang-orang pilihan yaitu keluarga yang secara turun-temurun ditugaskan oleh Sultan untuk mengurus Masjid Sang Cipta Rasa. Nah itu merupakan sejarah singkat asal usul Azan Pitu, terlepas dari benar atau tidaknya asal-usul tradisi unik tersebut semoga kita tetap bisa menghargai tradisi yang ada dan bisa belajar banyak hal dari sejarah.


sumber gambar: https://fakta.news/berita/azan-pitu-tradisi-unik

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts